Sabtu, 27 November 2010
IDOLA DAN KEKASIH
Apartement tinggi ini tetap berdiri kokoh ketika tubuh kekarmu menindih tubuhku dengan angkuhnya. Apartement ini dengan kuatnya menancap kedasar bumi seperti kamu dengan sekuat tenaga membobol bagian belakang tubuhku. Dekapanmu yang erat seolah tak ingin melepaskanku. Nafas gairahmu terasa hangat dibelakang leherku. Lolonganku yang panjang membuat bekas cengkaraman tangan dipundak kokohmu. Kita tidak menginginkan malam bergulir tergantikan pagi. Kita tidak ingin melihat cahaya bintang dan bulan ditenggelamkan sinar matahari. Malam ini milik kita berdua. Aku dan kamu. Lelaki idola dan kekasihku. Lima finalis idola nusantara dari wilayah timur telah terpilih. Arro salah satunya. Menumpang gerbong ekonomi, Arro berangkat ke ibukota. Satu-satunya jembatan yang bisa menghubungkan mimpi menjadi nyata. Ada bangga yang aku tinggalkan. Ada mimpi yang aku ingin wujudkan.Jarum jam belum lama meninggalkan angka sepuluh. Suasana ramai menyapaku ketika memasuki ruangan audisi. Dendangan lagu-lagu popular terdengar, menambah ramai suasana. Pandangan mataku menyapu bersih deretan kursi, melihat apa masih ada kursi yang kosong. Tersisa dua kursi. Baris kelima dari depan. Aku berjalan, mencari celah diantara kursi-kursi yang sudah diduduki. Akupun duduk dengan diam.Tidak terlalu lama, datang pemuda berperawakan tinggi besar. Hidungnya mancung. Wajahnya begitu rupawan. Diatas matanya yang menawan terdapat alis yang tebal. “Maaf. Kursi ini kosong?” tanya dia.Ketajaman tatapannya membuat bibirku membeku dan kaku.“O……eee…….ee………kosong………..kosong…!”“Silakan!”Dia duduk seenaknya. Beselonjor dan mengangkang. Memaksa mataku memandang turun. Ada yang menonjol keras diantara selangkangannya. Dengan telapak tangannya yang kuat, dia menjabat telapak tanganku yang lembut.“Dandy”“Arro”Setelah perkenalan, kami sama-sama terdiam. Ada kebisuan diantara kami. Tapi mataku yang mampu berbicara. Untuk melihat seluruh lekuk tubuhnya.Tiba-tiba wajahnya yang rupawan menoleh padaku. Memburamkan penglihatanku.“Kamu dari wilayah mana?”“Timur.”Jawabannya singkat tapi meninggalkan kelembutan ditelinga Dandy. Bahkan terlalu lembut bagi suara laki-laki.Wajah Arro mencerminkan ketampanan bercampur dengan kecantikan. Hidung dan dagu menampakkan ketampanan. Bibir tipis dan bulu mata yang lentik mempercantik wajahnya.“Aku dari wilayah barat,” kata Dandy tanpa mau berpaling memandangku.Dandy memaksa mengusir kebisuan dan berusaha mencairkan kebekuan bibirku. Obrolan kami terhenti. Para juri terlihat berdiri didepan.“Sebelum audisi, kami bagi jadi dua kelompok, barat dan timur,” kata seorang juri. Pembagian itu membuat kami terpisah. “Aku kesana dulu ya……..”pamitnya sambil tersenyum.Dandy berlalu meninggalkanku. Berjalan kesudut ruangan dan bergabung dengan teman-temannya dari wilayah barat.Jarak memisahkan kami. Lewat jembatan hati, kedua mata kami menyeberangi jarak itu. Hanya untuk saling beradu pandang. Cintapun berpendar dari kedua pasang mata kami. Setelah babak juri yang memilih, terpilh dua belas finalis untuk melaju kebabak sms yang memilih. Masing-masing kelompok mewakilkan enam finalis. Semua finalis akan hidup bersama dalam satu rumah, enam kamar selama tujuh puluh lima hari. Dengan aturan satu kamar untuk dua finalis, berlainan kelompok dan tidak boleh berlainan jenis. Undian telah dimulai dan memilih Arro dengan Dandy tinggal dalam satu kamar. Cintapun mendatangi kamar kami untuk merajut hati penghuninya. Selama tiga purnama, bulan selalu menemani tiap show kami. Menerangi cinta kami sampai malam yang kami nanti.Babak sms telah memilih Arro dan Dandy menjadi dua finalis idola nusantara. Ada kebahagiaan terpancar dari kedua mata kami, tapi tak mampu menutupi kesedihan nurani kami. Seminggu kami terpisahkan oleh dinding-dinding kokoh dan pintu-pintu yang terkunci. Terjebak kesunyian. Sepi. Sendiri dalam kamar. Panggung besar telah disiapkan. Lampu-lampu sudah dinyalakan. Sorot kamera siap menyambut show kami. Para juri datang untuk memberi komentar yang terakhir. Keluarga Arro dan Dandy hadir, berbaur dengan Arroker’s dan Dandy-Dandy’s. Untuk mendukung sang idola nusantara.Jutaan sms telah memilih Arro menjadi idola nusantara tahun ini. Airmataku meluapkan kegembiraan dan menjalar keseluruh Arroker’s yang hadir malam itu. Mimpi itu berubah wujud menjadi kepopuleran, kesuksesan dan kekayaan. Malam grandfinal telah usai. Perayaan kemenangan dikamar Arro baru dimulai. Ucapan selamat, datang bagai angin malam yang menghembuskan hawa dingin dihati Arro. Keluarga yang datangpun belum mampu menghangatkan.Kehangatan baru Arro rasakan ketika tangan Dandy yang membentuk pelukan dan bibir Dandy yang berucap selamat.“Selamat ya……Ro,” bisik Dandy. Bisikan yang menghangatkan telingaku. Bisikan yang menggugah birahiku. Dia mengucap kata janji untukku. Hadiah akan diberikan jika penghuni kamarku tinggal mereka berdua. Hadiah yang terbungkus kekekaran dan kekuatan. Hadiah tanpa pita. Hanya butuh gairah untuk membukanya. Hadiah yang memberiku kegembiran abadi, kesenangan sejati dan kebahagiaan tiada henti.Malam telah larut. Keluarga Arro pulang membawa kegembiraan. Meninggalkan kebanggaannya. Para juripun berpamitan pulang meninggalkan kami berdua dikamar tanpa kecurigaan. “Ini hadiah untukmu Ro……kejantananku milikmu malam ini,” ucapmu menggoda.Dalam kamar yang dikelilingi dinding-dinding moral. Terkuat dan terkokoh. Tapi kami mampu melubanginya dengan tatapan, sentuhan, cumbuan dan cucuran keringat. Hingga kita robohkan dinding-dinding moral itu dengan cairan lengket yang tersembur keluar dari selangkangan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar