Sabtu, 27 November 2010

SURAT DIGITAL

Karena kebanyakan dari surat berawalan tanggal, bulan, tahun dan jam penulisan surat, aku mengawali suratku dengan hal yang sama juga. Bukan karena ingin meniru, tapi karena alas an aku memang orang biasa seperti orang kebanyakan. J Jadi awalan suratku aku buat seperti orang lain buat. Tapi jangan berpikir nanti isinya akan berbeda dan lebih dari surat kebanyakan lain nya. Kemungkinan besar nanti isinya sama juga dengan surat pada umumnya.

Di luar kantorku masih gelap saat ini, walaupun waktu sudah membuat orang menyapa orang lain dengan ucapan “selamat pagi”. Tapi sisa dari warna malam itu belum pernah menggangguku, juga saat ini. Terlebih lagi kebanyakan pekerjaanku selesai dengan ditemani kegelapan malam di luar ruangan sana. Dan selalunya sisa malam di pangkal pagi, bisa menyejukkan kembali kepala yang panas dari lonjakan lonjakan rangsangan pada otak ku yang terjadi saat aku memikirkan solusi troubleshooting, error demi error atau hanya saat aku menyusun kembali beberapa item pekerjaan yang tak rapi. Belum lagi jika aku buka jendela ruanganku, dan membiarkan angin dingin bersama aroma embun yang turun masuk ke dalam ruangan, sampai ke keyboard, mouse, dan monitor yang kupakai dalam banyak aktifitasku sehari hari. Semua terasa sempurna untuk mengakhiri hari dengan kepuasan karena telah menyelesaikan pekerjaan. :-)
Aku sertakan “emote smile” tuh. Karena kalimat terakhir tadi buat aku tersenyum, dan mungkin orang lain juga, walaupun mungkin senyum sinis. Bagaimana aku bisa berkata mengakhiri hari saat orang orang akan mengawali harinya dari bangun tidur? :-)

Fiiuhhh.. Prolognya kepanjangan yak..? :-) Kalau gitu anggap aja itu bukan prolog tapi isi. Wqeqeqeqe.. Toh nanti jika aku selesai menulis, mungkin saja suratku yang sampai ke kamu ini nanti tanpa ada sesuatu yang bisa dianggap isi sama sekali.
Agh.. surat..!! Betul.. Kata itulah yang jadi alasan kenapa aku menulis saat ini, dan mungkin nanti aku kirimkan ke kamu.

Surat. Tiba tiba saja saat aku berkemas dengan berapa barang barang di meja kerjaku, aku teringat tentang sesuatu, yaitu surat. :-) Kamu termasuk salah satu teman chat ku di internet dari dimensi benua yang berbeda dari tempatku. Dan dari beberapa pekerjaanku kamu memiliki peran dalam menyelesaikan hal hal dalam pekerjaanku. Saat saat dimana kamu menjadi salah satu dari beberapa orang yang menemaniku dengan guyonan guyonan ringan dan pembicaraan pembicaraan kecil yang berbeda warnanya dari warna dominant yang muncul di layar pemikiranku saat aku menyelesaikan apa apa yang mesti kukerjakan di depan komputer. Kamu menjadi salah satu dari teman tempat bercerita tentang kelelahan, nikmatnya cappuccino, jengkelnya nunggu pesenan makanan yang gak datang datang walaupun dah lapar, atau malah terkadang tentang perasaan perasaan kecil yang kurasakan saat itu.

Dulu, saat aku masih menjadi seorang yang tiap pagi mesti berganti penampilan dengan warna dominant biru dan kemudian abu abu, jika aku ingin berkomunikasi dan berinteraksi dengan beberapa orang yang jaraknya dengan aku terpisah dengan nominal pengukuran kilometer aku menuliskan setiap kalimatku dalam lembaran kertas bergaris dan memasukkannya ke dalam lipatan rapi kertas putih bersegel perangko yang setiap sisi bujurnya dominant dengan warna putih, merah, dan biru.
Aku berkirim surat..!!

Dan inilah yang kulakukan saat ini. Aku mengirim kepadamu kalimat kalimatku, walaupun tidak dalam lembaran lembaran kertas bergaris seperti dulu, walaupun tidak bersegel perangko, walaupun tidak dalam lipatan rapi kertas berbujur empat, tapi saat ini aku berkirim surat. Kepadamu.. :-) Tanpa memandang rendah esensial fungsi dari beberapa aplikasi percakapan yang sering kita gunakan untuk saling bercerita, aku menyusun paragraph, merangkai kata, mengeja huruf, di sini. Bukan di beberapa fasilitas internet yang di sebut program instant messenger, atau aplikasi chat. Salah satu alasannya adalah, aku ingin menambahkan beberapa warna di percakapan kita. Walaupun aku menyukai warna biru dan hitam yang kuat, tapi aku juga suka dengan warna warni cerah dalam setiap hari hariku. Dan aku yakin kamu juga begitu. Walaupun lebih menyukai satu jenis definisi warna, kamu pasti juga suka melihat perpaduan warna warna indah yang lain. Eh, tapi jangan berharap terlalu tinggi, bahwa kalimat kalimat yang kususun disini akan menambahkan keindahan warna dari percakapan kita. :-) Aku hanya menambahkan warna saja, bukan berusaha memperindahnya.

Hmm.. Ternyata isi suratku tentang warna yak.? Padahal tadi aku bermaksud menulis tentang surat. Bahwa aku menulis surat digital kepadamu, dan bukan surat konvensional seperti dulu. Aku menulis untuk menutup aktifitasku dari rumitnya pekerjaan pekerjaan online sambilan dan monitoring jaringan yang menjadi kapasitas tanggung jawabku. Dan jika setiap percakapan yang pernah kita lakukan kadangkala menjadi intermezzo dan sesuatu yang menyegarkan dalam celah celah kegiatanku, mungkin surat ini bisa juga menjadi semacam tempat melepaskan penat dari rutinitas melelahkanku. :-)
Selamat ….
Hmmm.. Aku tidak bisa menulis selamat pagi, selamat siang, selamat sore, ataupun selamat malam, karena aku tak tahu waktu saat kamu membaca tulisanku ini. Dan aku juga tidak akan menambahkan “maaf, karena telah mengganggumu..” seperti kebanyakan surat surat lain. Karena jika aku berpikir ini akan mengganggumu, aku tidak akan mengirimkan nya.
Ok degh.. See you.. :-h

Tidak ada komentar:

Posting Komentar